Prinsip dasar animasi karakter

Label: Animasi / Comments: (0)
Jangan ngaku jadi animator kalau nggak tahu senjata handal
yang jadi andalan para animator kenamaan. Mau tahu senjata
utama animator yang bergabung di Disney, Pixar, ILM atau
animation House ngetop lainnya? Simak aja deh uraian berikut
ini.

Apa sih animasi karakter itu ?
Masih ingat lampu imut yang bermain-main dalam film Luxo Jr?
Atau tikus yang bertingkah laku seperti manusia dalam film
Stuart Little, hingga dinosaurus raksasa dalam film Jurrasic
Park dan Dinosaurs. Nah, semua karya tadi adalah buah tangan
para karakter animator. Jangan lupakan juga produk-produk
industri yang menari-nari di layar televisi, atau iklan dengan
tokoh jeruk yang berbicara dalam iklan minuman, yang
dibawakan Joshua, penyanyi cilik bertopi kupluk yang laris
manis. Animasi karakter adalah menghidupkan peran-peran
tertentu yang biasanya bukanlah manusia, menjadi suatu
karakter hidup dan manusiawi.

Untuk menjadi karakter animator yang baik diperlukan
perpaduan berbagai keahlian. Roy Adimulyo, seorang animator,
menyatakan selain menguasai teknik animasi diperlukan
keahlian di bidang akting dan sinematography, dan tentu saja
pemahaman mengenai proses pembuatan film itu sendiri.
Kemudian, Johannes N Enda, yang akrab dipanggil Annes
menambahkan bahwa seorang animator juga harus mengerti
mengenai proses penceritaan yang baik, yang tentu saja
menarik perhatian penonton. Riza Endartama, animator lain
yang hobby bercerita, menyatakan sebagai animator ia selalu
menyampaikan sesuatu kepada penontonnya. Bukan itu saja, ia
juga berusaha memancing reaksi penonton yang menyaksikan
karyanya, baik tertawa, sedih maupun gembira. Dengan kata
lain, seorang animator harus bisa mengekpresikan emosi
tertentu kepada penonton, bukan mempertontonkan
serangkaian gerak yang tidak berarti.

The animator must not only have the technical ability to draw or
pose characters, but also have a keen sense of timing, of
observation, mannerisms, and movement. In addition one must
also be an actor, have a sense of what makes something alive
and natural. Bringing these somewhat diverse fields of study
together, the animator can achieve something magical...the
sense of bringing an inanimate character to life (Michael B
Comet, 1999)

Mau tahu senjata andalan para animator kenamaan di atas ?
Tidak lain adalah prinsip-prinsip dasar yang dikenal sebagai 12
prinsip dasar animasi. Prinsip yang berlaku pada animasi 2D
maupun 3D (termasuk paper dan clay animation) adalah
rangkuman sifat-sifat gerak di alam, terutama gerak manusia.
10 Prinsip pertama dikenalkan pertama kali oleh Frank Thomas
& Ollie Johnston dalam bukunya, Illusion of Life, tahun 1981.
Lebih jauh lagi John Lasseter, yang dikenal sebagai sutradara
film Toys Story, yang cukup laris manis, menambahkan menjadi
12 dalam makalahnya di SIGGRAPH 1987, yang berjudul
"Principles of Traditional Animation Applied To 3D Computer
Animation".

12 Prinsip Dasar Animasi Karakter
Cobalah melihat sebuah gerak, dan memahaminya secara
berurutan. Pemahaman mengenai sifat-sifat gerak pun akan
semakin mudah dilakukan. Rekan-rekan mungkin saja
menemui istilah yang berbeda-beda, apalagi padanan kata
Indonesianya belum dikenal. Tapi, paling tidak prinsip-prinsip ini
bisa memberikan gambaran bagaimana terjadinya sebuah
gerak. Urutan disajikan berdasarkan pengalaman pribadi saya
dalam mengerjakan suatu pekerjaan animasi.

Kedua belas prinsip tersebut adalah :
1. Pose dan gerakan antara (Pose-To-Pose Action and
Inbetween)
2. Pengaturan waktu (Timing)
3. Gerakan sekunder (Secondary Action)
4. Akselerasi gerak (Ease In and Out )
5. Antisipasi (Anticipation)
6. Gerakan penutup dan perbedaan waktu gerak (Follow
Through and Overlapping Action)
7. Gerak melengkung (Arcs)
8. Dramatisasi gerakan (Exaggeration)
9. Elastisitas (Squash and Stretch)
10. Penempatan di bidang gambar (Staging)
11. Daya tarik karakter (Appeal)
12. Penjiwaan peran (Personality)

sumber: http://www.mail-archive.com/pakarti@yahoogroups.com/msg00258.html
Hambatan Perkembangan Animasi Indonesia
Label: Animasi / Comments: (0)
Hambatan Perkembangan Animasi Indonesia
Potensi Animasi di Indonesia utk berkembang sebenarnya banyak.
Hanya saja ada 3 hambatan besar yang dihadapi di Indonesia :
1. Pendidikan
2. Infrastruktur
3. Bahasa (Inggris)

PENDIDIKAN
Saat ini belum ada pendidikan jangka panjang animasi di Indonesia. Saat ini hanya Digital Studio College yang menawarkan pendidikan khusus animasi yang berjangka agak panjang (selama 1,5 tahun). Sekolah lainnya menawarkan pendidikan animasi yang lebih pendek atau hanya menawarkan animasi sebagai salah satu mata kuliah pilihan saja.

Padahal ini saja tidak cukup. Paling tidak dibutuhkan 3-4 tahun untuk bisa menghasilkan seorang animator atau CG Artist yang berkualitas. Dan ini harus ditambah lagi dengan program “magang” yang berkualitas yang ditunjang oleh industri yang juga berkualitas.

Bentuk yang paling tepat untuk dunia animasi lokal adalah beberapa Polyteknik yang ditunjang dengan kehadiran 1-2 Universitas (menawarkan gelar S1 & S2). Polyteknik bisa menjadi penyedia tenaga kerja dan Universitas melakukan research atau mengembangkan
program animasi atau plug-ins penunjang software animasi.

Saya mendengar ada universitas di Indonesia yang sedang membuka jurusan animasi. Mudahan2x ini menjadi pemicu bagi dibukanya jurusan animasi lainnya di Indonesia.

Hanya saja dari dulu kecenderungan Universitas dan juga institusi pendidikan lainnya di Indonesia adalah terlalu banyak mengajarkan teori dan kurang menggunakan tenaga pengajar dari para profesional alias “terlalu banyak teori”. Akibatnya banyak lulusan yang tidak siap pakai di lapangan akibat hanya tau teori saja.

INFRASTRUKTUR KOMUNIKASI
Bukan rahasia lagi kalau koneksi Internet di Indonesia sangat busuk

Bagi para siswa, dengan keterbatasan pendidikan di Indonesia mau tidak mau para calon animator harus mengandalkan berbagai tutorial dari internet. Dengan koneksi internet yang buruk dan penetrasi internet yang rendah, para siswa menjadi kesulitan utk belajar dan mendapatkan exposure mengenai karya-karya bagus yang bisa dijadikan standar kualitas dalam berkarya.

Mereka juga tidak bisa berkomunikasi dengan para animator profesional yang biasanya membagi pengalaman mereka di berbagai tutorial, forum atau chatting.

Industri animasi sendiri juga memerlukan koneksi internet yang cepat utk melakukan transfer data bagi para klien di luar negeri. Karena peluang terbesar saat ini adalah outsourcing, otomatis kecepatan internet menjadi sangat penting. Saat ini para produsen animasi dari mancanegara belum berani menanamkan investasi animasi di Indonesia karena merasa tidak aman dengan hambatan komunikasi tersebut.

BAHASA INGGRIS
Salah satu alasan Animation house mancanegara lebih memilih membuka studionya di singapura atau malaysia adalah karena penguasaan bahasa Inggris di kedua negara tersebut. Sayangnya penguasaan bahasa Inggris para rekan-rekan artist di Indonesia seringkali sangat terbatas.

Masalahnya hanyalah kebiasaan berbicara saja. Karena pada dasarnya hampir semua tenaga profesional di Indonesia mengerti bahasa inggris dan juga pandai menulis dalam bahasa Inggris, masalah timbul hanya pada conversation saja.

Kalau ketiga masalah besar diatas bisa di atasi..mungkin saja perkembangan animasi di Indonesia bisa lebih pesat lagi...SEMOGA
Hambatan Perkembangan Animasi
Label: Animasi / Comments: (0)
Animasi di negeri ini, bukanlah barang yang langka. Peminatnya pun kian banyak. Tak aneh bila kemudian Indonesia banyak menghasilkan banyak animator gape. Buktinya, salah satu studio 3D terbesar di Asia Tenggara yang berlokasi di Singapura, Infinite Frameworks, banyak memiliki tenaga outsource asal sini.

Ada juga studio animasi yang sukses di dalam negeri, salah satunya adalah Matahari. Hasil karya mereka juga digunakan untuk produk-produk terkenal, antara lain untuk desain-desain mobil dalam game Need For Speed, Underground.

Tapi kenapa perkembangan animasi di tanah air malah stagnan? Salah seorang animator lokal Deswara Adez Aulia, menilai masyarakat Indonesia menggolongkan animasi dan kegiatan kreatif lainnya hanya sebagai kebutuhan tersier.

Sayangnya, masyarakat kita masih mengalami kesulitan untuk menjangkau kebutuhan primernya. Tak heran bila industri animasi di Indonesia masih kalah bersaing dari negara-negara tetangga yang relatif lebih maju.

Akibatnya seperti diungkapkan di atas, animator-animator kita pada ngacir ke negara lain. "Terus terang saja, peluang justru lebih terbuka di negara lain," katanya di sela-sela jumpa pers peluncuran Autodesk Maya 2009, di Jakarta, Kamis 23 Oktober 2008.

Selain itu, menurut Adez, yang menjadi persoalan krusial bagi animator Indonesia adalah bahasa. Walaupun kualitas animasi yang dihasilkan bagus, tapi akses untuk menjual hasil itu ke luar negeri masih terbatas. "Bagaimana kita bisa memperluas link, sementara bahasa Inggris kita masih 'berantakan'," tukas dia.

Faktor lain yang tak kalah penting, adalah kurangnya sorotan terhadap dunia animasi di Indonesia. "Padahal di Indonesia sedikit-dikitnya dibutuhkan sekitar 200.000 animator sekarang ini." ucapnya.
Berminat?
Category: 0 komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar